HATI-HATI KANKER RAHIM PADA PEREMPUAN
KabarIndonesia - Hati-hati! Hubungan Seksual di Bawah Usia 17 Tahun Bisa Memicu Kanker Rahim. Kanker rahim atau disebut kanker corpus tergolong penyakit yang banyak diderita kaum perempuan. Penyakit ini mematikan.
Penyakit ini muncul karena sel dinding (epitel) rahim berkembang tidak normal. Seperti penyakit kanker lainnya, pemicu kanker rahim ini pun belum diketahui secara pasti.
Beberapa penelitian kemudian menyebutkan bahwa kanker ini disebabkan oleh virus papilloma. Penyebab kanker rahim adalah human papilloma virus (HPV). HPV ini muncul, antara lain, karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks.
Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh penderita keputihan (leukore). Jika keputihan itu tidak segera membaik, virus ini bisa memunculkan kanker rahim.
Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker yang muncul itu tidak memberikan gejala-gejala sakit seperti itu.
Hubungan seksual di bawah usia 17 tahun juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker. Mengapa? Pada rentang usia 12 hingga 17 tahun itu, perubahan sel dalam mulut rahim sedang sangat aktif. Ketika sel sedang membelah secara aktif (metaplasi), idealnya tidak terjadi kontak atau rangsangan apa pun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim, dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar. Sel abnormal ini pun bisa menyebar ke organ lain di dalam tubuh, misalnya uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak.
Kanker ini juga bisa disebabkan oleh nikotin yang ada di dalam darah. Mengapa? Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh akan segera merasuk ke dalam darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Zat nikotin yang ada di dalam darah itu akan singgah di seluruh bagian tubuh, termasuk mulut rahim dan selaput leher rahim yang sangat peka terhadap zat nikotin.
Zat nikotin itu memicu pertumbuhan sel tidak normal yang kemudian menjadi biang munculnya kanker mulut rahim. Gejala-gejala. Kanker rahim memiliki beberapa stadium. Pada stadium awal, kanker ini sulit dideteksi.
Tak heran, banyak pasien baru sadar bahwa mereka mengidap kanker rahim ketika kanker itu sudah masuk stadium yang cukup berat. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium satu, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan.
Keluhan baru ada di stadium dua dan tiga. Gejala yang tampak adalah keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk, sering terjadi perdarahan dan nyeri saat bersenggama. Pada stadium dini, keadaan penderita masih baik.
Tetapi pada stadium lanjut, kesehatan penderita bisa sangat merosot. Penderita tampak pucat, kurus, nafsu makan menurun, mengeluarkan keputihan disertai darah terus menerus, keputihan bercampur darah dan berbau, perut bagian bawah terasa sesak dan nyeri, tungkai bagian bawah bengkak karena bendungan pada pembuluh darah balik di kaki.
Pada stadium lanjut, biasanya pasien dironsen (diradiasi) dan diberi kemoterapi (obat anti kanker). Hanya saja, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Deteksi dini. Penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai penyebab kematian. Salah satu pencegahannya adalah deteksi dini.
Persoalannya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah banyak mengeluh. Jika dibiarkan, kanker ini akan semakin mengganas.
Harus diketahui, kata Ivan, perkembangan prakanker menjadi kanker stadium berat membutuhkan waktu selama 10 sampai 20 tahun. Dengan demikian, dengan screening atau deteksi dini, proses perkembangan sel kanker bisa dicegah.
Salah satunya adalah dengan pap smear test. Pap smear test adalah metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel tersebut.
Perubahan sel-sel mulut rahim yang terdeteksi akan memungkinkan dokter mengambil tindakan pengobatan sebelum sel-sel tersebut berkembang menjadi sel kanker. Pap smear test sebaiknya dilakukan perempuan yang sudah menikah, atau perempuan yang tidak menikah tetapi melakukan hubungan seksual aktif, minimal setahun sekali.
DIAMBIL DARI SALAH SATU BLOG YANG ADA